cerita horor

Hai sobat sobat pemburu cerita horor di artikel ini kami akan menghadirkan sebuah kisah horor akan teror dari sebuah rumah berpenunggu atau istilahnya berhantu. Kisah kami dapatkan dari seorang sahabat pena kami yang mengalami kejadian itu secara langsung, pengalaman ini bersifat pribadi dan sangat mengerikan. Bahkan ia yang mengalaminya sendiri merasa kisah ini cukup berat di tuliskan kembali karena ia harus mengingat kembali trauma trauma yang di alaminya dan kembali akan membuat pikirannya terusik. Maka dari itu cerita ini akan menyamarkan nama tokoh dan nama tempat. Di harapkan dari cerita ini, selain memberikan hiburan bisa memberikan sebuah pelajaran juga syukur syukur.

Baiklah, tanpa berlama lama lagi mari kita mulai ceritanya seperti yang di sampaikan oleh sang penulis.

Kisah ini bermula ketika aku berusia 17 tahun di saat aku sedang duduk di bangku SMA. Prestasiku biasa biasa saja di sekolah dan teman yang kumiliki di sekolah ini juga tidak banyak. Selain sekolah SMA ku adalah sekolah kecil yang kurang terkenal sehingga muridnya tidak terlalu banyak, aku juga bukan anak yang supel dalam bergaul. Setiap pulang sekolah aku selalu langsung pulan ke rumah dan jarang untuk melipir kesana sini untuk main dengan teman.

Suatu hari ibuku mengabarkan kalau kontrakan kami sudah habis dan sang pemilik ingin menaikkan harga sewanya sehingga ibu dan bapak memutuskan untuk pindah kontrakan rumah saja. Kami mengontrak satu di rumah baru ini dengan harga yang murah kata ibu. Posisi rumah ini sebenarnya tidak jauih dari tempat tinggal kami sebelumnya, cuma beda 3 gang dari rumahku yang sekarang.

Akhirnya ibu, ayah, aku dan adik ku pindah ke rumah itu, rumah itu terdapat dua kamar di lotengnya. Papa dan mama di ruangan depan, sedangkan aku dan adikku di ruang belakang, kami berdua adalah laki laki sehingga pake satu kasur saja sudah biasa tidur berdua. Awal masuk ke rumah itu sunguh tidak ada yang aneh dari firasatku, selain suasasa rumah yang agak gelap karena kurangnya sinar matahari yang masuk, rumah ini lebih besar di banding rumah kontrakan kami sebelumnya.

Setelah seminggu tinggal di sana, untuk pertama kalinya aku merasakan keanehan yang terjadi padaku. Saat itu jam 7 malam, setelah selesai makan malam aku naik ke kamar sendiri bermaksud untuk membereskan buku pelajaran untuk kelas besok pagi. Setelah menyusunnya selesai maka aku lanjut selonjoran sebentar. Belum ada lima menit aku keingat kalau besok aku ada janjian mau ngerjaiin tugas kelompok dan lupa memasukkan bahannya. Segera ku ambil buku tugas untuk di masukkan ke tas, tapi setelahnya aku sungguh terkejut karena buka yang aku masukkan berubah semua.

Aku lupa hari itu hari apa, tapi susunan buku untuk pelajaran besok itu seketika berubah menjadi susunan buku yang tercampur campur. saat menyusun buku ke dalam tas juga biasanya aku menaruuh buku yang paling tebal di lapisan terbawa, tapi kenapa buku yang tebal kini berpindah ke atas. Pikirku mungkin aku benar benar lagi teledor atau kecapekan. Ku masukkan lagi buku pelajaran yang seharusnya untuk besok. Esok paginya saat jam pelajaran pertama yaitu bahasa indonesia di mulai saya tidak hanya tidak menemukan buku pelajaran yang sudah ku yakin benar benar telah di masukkan semalam tetapi buku untuk pelajaran selanjutnya juga tertukar. Sejak itu aku mulai panik dan tidak konsen pikiranku untuk belajar, jika aku silap maka tidak mungkin ini terjadi dua kali.

Sampai di rumah aku menceritakan hal ini ke ibuku berharap ia mempercayainya namun aku malah di marahin karena terlalu banyak main game dan tidak konsen sekolah. Hal ini membuatku semakin frustasi dengan keanehan seperti ini, tapi untungnya kejadian ini tidak pernah terjadi lagi selama seminggu kedepan dan tepat setelah itu aku membawa buku pelajaran sekolah yang salah lagi. Di saat yang kedua kali terjadi ini aku benar benar sudah parno dan segera ku temui teman dekatku Indra dan menceritakannya “Dra, ini udah dua kali, aku gak mungkin salah, selama ini aku takpernah salah kok bawa buku pelajaran” Tapi indra bilang itu bisa saja terjadi, walau aku bisa melihat mukanya agak khawatir keheranan tapi kemudian di timpa dengan candaan.

Sejak saat itu aku mulai merasakan keanehan lainnya karena beberapa malam saat itu aku merasakan sakit perut di tengah tidur. Dengan mata terpejam dan tubuh yang lelah aku bisa merasakan sakit perut yang melilit, tapi rasanya aku ngantuk sekali dan ingin menahan rasa ingin buang air besar dan tetap tidur saja. Dalam keadaan perut yang di rasa sakit ini aku mulai mendengarkan suara buku yang di balik balik halamannya, pikirku itu adalah adikku yang belum tidur. Aku mencoba membuka mataku untuk mengecek jam yang tegantung, kulihat itu hampir jam 2 pagi dan adikku tengah pulas di sebelahku, lalu suara apakah tadi?

Aku pun bangkit dan menyalakan lampu sambil mengecek meja belajar yang menjadi sumber suara, tapi tidak ada buku yang terbuka. Langsung aku menuju ke kamar mandi untuk menuntaskan rasa sakit perut. Dalam kamar mandi yang pas bersebalahan dengan kamarku kembali aku mendengar suara halaman buku di bolak balikkan dengan cepat. Kali ini aku begitu yakin dan ini sangat tidak beres. Segera kutuntaskan urusan di toilet dan buru buru ke kamar tapi suara itu berhenti tepat setelah aku membuka pintu kamar. Di saat itu juga aku mulai merasakan rasa dingin dari dalam badanku dan bayangan akan mahkluk halus mulai muncul di pikiranku. Buru buru aku kembali ke kasur dan menutup mata sambil berpikir besok aku harus ceritakan semua ini kepada ibu.

Karena cerita ini cukup panjang, nanti kita lanjutkan ya bagian keduanya di artikel lanjutannya.